Mahasiswa Tolak Kunjungan Dewan ke LN

BANDA ACEH - Puluhan mahasiswa dari berbagai kampus di Banda Aceh berdemo ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Selasa (28/4). Mereka yang mengatasnamakan gerakan mahasiswa peduli rakyat (Gempur) Aceh,

menolak kunjungan kerja (kunker) 69 anggota DPRA ke luar negeri (LN) yang dijadwalkan Mei 2009. Mereka menilai kunjungan itu hanya untuk menghamburkan uang rakyat Rp 3,4 miliar sebelum masa kerja DPRA periode 2004 - 2009 itu berakhir, September mendatang. Para mahasiswa dengan menggunakan sepeda motor dari kampus di Darussalam, Banda Aceh, tiba di gedung DPRA sekitar pukul 11.00 WIB.

Pengunjuk rasa hanya bisa berorasi di depan pagar gedung itu. Pasalnya, pintu pagar gedung itu dikunci karena di dalam ruang utama DPRA sedang rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilu 2009 yang dipimpin KIP Aceh. “Rencana kunker anggota DPRA ke LN yang menghabiskan uang Rp 3,4 miliar, dengan rincian Rp 50 juta per orang adalah sebuah program konyol. Anggota DPRA, yang katanya perwakilan rakyat hanya mementingkan kepentingan pribadi dengan melancong ke luar negeri,” teriak koordinator aksi, Safruddin.

Pendemo secara bergantian berorasi. Mereka mengatakan seharusnya dana yang sudah dianggarakan Rp 3,4 miliar itu lebih bagus dimanfaatkan untuk pembangunan rumah dhuafa, korban konflik, korban tsunami, serta berbagai kepentingan publik di Aceh. Meski petugas Poltabes Banda Aceh, membuat pagar betis pengaman di pintu pagar bagian dalam halaman DPRA, pengunjuk rasa beberapa kali mendobrak pintu pagar itu dari luar. Pasalnya, hingga setengah jam berorasi tak ada seorang pun anggota DPRA yang menjumpai mereka. Bahkan mereka berulang kali mengucapkan kata-kata kotor kepada wakil rakyat Aceh itu, terutama kepada Ketua DPRA, Sayed Fuad Zakaria.

Selanjutya, para pendemo diterima seorang perempuan staf sekretariat DPRA. Saat itu sempat terjadi ketegangan antara pendemo dengan perempuan tersebut. Perempuan yang tak mau menyebut namanya itu mengatakan semua unsur pimpinan DPRA sedang tidak di kantor. Hal itu sesuai laporan sekretaris DPRA kepada dia. Menurut staf sekretaris DPRA itu, tuntutan para mahasiswa telah disampaikan ke sekretaris DPRA untuk diberitahukan kepada dewan. Ia meminta mahasiswa bersikap tenang karena hingga kini anggota DPRA belum mengurus visa, apalagi meminta izin Gubernur Aceh dan Mendagri, sebagai syarat dari kunjungan ke LN itu

Penjelasan itu tak diterima pendemo.”Bukan baru kali ini kami berdelegasi ke DPRA. Anggota dewan tak berani menjumpai kami. Tadi kami melihat ketua komisi A ada di gedung DPRA, kami hanya ingin mendengarkan statmen politik dari anggota DPRA tentang alasan mereka ke LN,” kata Fauzan. Karena penjelasannya tak didengar, wanita itu meninggalkan pendemo yang tetap berada di luar pagar DPRA. Sedangkan pendemo mengancam akan kembali melakukan aksi serupa untuk menjumpai anggota DPRA. Sebelum kembali ke kampus masing-masing, pendemo berorasi di Simpang Lima Banda Aceh. Aksi di kedua tempat itu berlangsung hingga satu jam.(sal)
http://www.serambinews.com/news/
Daftarkan diri Anda


Domain free Anda

Next
Previous
Click here for Comments

0 komentar: