Kamis, 23 Januari 2009 01:21

Bireuen | Harian Aceh—Kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golongan Karya (Golkar) Bireuen di Jalan Malikussaleh, Kecamatan Kota Juang, digranat orang tak dikenal, Kamis (22/1) sekira pukul 04:45 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam aksi teror itu, hanya kaca depan pecah dan sejumlah mobiler rusak.

Kantor Partai Golkar itu dijaga Syahril, 28, yang tinggal di sana bersama istrinya Ratna Juwita, 26, dan anaknya, Syifa Tiara Fonda, 3. Mereka tidur di lantai tiga kantor itu, sementara granat jatuh dan meledak di bagian depan lantai dua.

Akibat ledakan itu, kaca depan kantor berserakan, beberapa kursi dan meja yang ada di ruangan yang dijadikan ruang rapat itu rusak. Serpihan granat juga menghantam sekeliling dinding hingga bopeng-bopeng. Pada lokasi ledakan menimbulkan lubang selebar 36 cm dan kedalaman empat cm.

Informasi yang berkembang terkait kronologis kejadian itu masih simpang siur. Ada yang mengatakan pelaku pelemparan granat diduga dua orang yang mengendarai sepeda motor RX King. Informasi lainnya mengatakan pelaku memakai sepeda motor Kawasaki Ninja.

Dentuman suara ledakan granat terdengar hingga tiga kilometer dari lokasi kejadian. “Suara ledakan sangat besar. Saya kira ban mobil yang meletus, rupanya kantor partai digranat,” ujar Irham, warga Cot Gapu, Bireuen.

Polisi menemukan sejumlah serpihan granat yang diidentifikasi jenis manggis buatan Korea. Di halaman depan kantor ditemukan pen granat, sehingga diduga granat dilempari dari jarak dekat.

Kapolres Bireuen AKBP Teuku Saladin, SH, mengatakan pihaknya masih menyelidiki pelemparan granat di kantor Partai Golkar. “Penyelidikan akan terus dilakukan sesuai dengan prosedur. Bukan hanya untuk kasus pelemparan kali ini, tetapi empat kasus pelemparan granat lainnya juga masih diselidiki,” ujarnya.

Sasaran pelemparan granat sebelumnya yakni kantor Wabup Bireuen, pendopo, kantor PA, dan kantor Save The Children. “Rentetan kejadian, baik pelemparan granat maupun penghilangan atribut partai, merupakan upaya pihak-pihak tertentu untuk membuat Bireuen menjadi panas, terlebih menjelang Pemilu 2009,” sebut Kapolres.

Kasus pelemparan granat itu, lanjut Saladin, jika dilihat dari modus dan pemilihan waktu yang dilakukan nyaris sama dengan yang menimpa Kantor Partai Aceh beberapa waktu lalu, meski tidak bisa dipastikan ada kaitannya. “Suhu politik di Bireuen biasa saja, bahkan cenderung sejuk. Hanya ada provokator yang berupaya memanas-manaskan situasi Bireuen. Tapi, karena masyarakat tidak terpancing, mungkin provokator sendiri yang panas hati,” ujarnya.

Rusli Saleh, pengurus DPD Partai Golkar Bireuen mengatakan semakin hari kejadian-kejadian yang menimpa Parpol di Bireuen semakin banyak. Dari itu, ia meminta aparat kepolisian dan TNI untuk lebih meningkatkan patroli rutin menjelang Pemilu 2009.(del)

Next
Previous
Click here for Comments

0 komentar: